cover
Contact Name
Mochamad Rochim
Contact Email
mochammad.rochim@unisba.ac.id
Phone
+6224-8508013
Journal Mail Official
yasir.alimi@gmail.com
Editorial Address
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/about/editorialTeam
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE
ISSN : pISSN246     EISSN : eISSN246     DOI : DOI: 10.15294/komunitas.v8i1.4516
Core Subject : Education, Social,
Di Data GARUDA saya, jurnal KOMUNITAS yang diterbitkan oleh UNNES belum terakreditasi, seharusnya sudah terakreditasi SINTA 2 sesuai data SINTA. https://sinta.kemdikbud.go.id/journals?q=komunitas
Articles 11 Documents
Search results for , issue " Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal" : 11 Documents clear
PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM LEMBAGA LEGISLATIF DI KABUPATEN KENDAL Suciptaningsih, Oktaviani Adhi
Jurnal Komunitas Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Partisipasi perempuan dalam politik merupakan bentuk emansipasi yang penting bagi perempuan untuk mencapai kesetaraan gender.Dalam penelitian ini, saya mengeksplorasi bagaimana partisipasi perempuan dalam Lembaga Legislatif di Kabupaten Kendal dan bagaimana peran perempuan dalam penentuan kebijakan di Lembaga Legislatif di Kabupaten Kendal. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam Lembaga Legislatif di Kabupaten Kendal masih sangat rendah, dari 45 orang anggota dewan legislatif, hanya 4 orang saja yang perempuan. Padahal jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Rendahnya partisipasi perempuan ini disebabkan karena banyaknya kendala yang menghambat perempuan untuk maju berpartisipasi dalam lembaga legislatif, diantaranya kendala psikologis, ekonomi, politik, dan sosial budaya. Yang sedikit inipun tidak memiliki kompetensi yang baik untuk memperjuangkan keadilan jender dalam kebijakan. Akibatnya, banyak kebijakan publik yang belum berperspektif gender.Women’s participation in politics is a important emancipation strategy of women in achieving gender equality. In this article, I seek to discuss the participation of women in the parliamentary body in the district of Kendal and women’s role in determining policy in the district. Method used in this research is observation and interview. Research result shows that women’s participation in Kendal is still low; of the 45 legislative council members, only 4 are women, though the population of women outnumbers male population. The low participation of women roots from many barriers, such as psychological, economic, political, social and cultural barriers. This limited number also does not have enough competence  to pass gender equality policies in the parliament. The consequence of low participation of women is the lack of gender perspective in the policy made by the legislative body.
AKSES DAN KONTROL PEREMPUAN PETANI PENGGARAP PADA LAHAN PERTANIAN PTPN IX KEBUN MERBUH Luthfi, Asma
Jurnal Komunitas Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran perempuan  pada bidang pertanian memiliki kontribusi yang cukup banyak, khususnya pada peningkatan ekonomi keluarga. Tetapi peran ini tidak diimbangi dengan kesempatan dan kewenangan mereka terhadap sumber-sumber pertanian serta fasilitas publik lainnya. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang akses dan kontrol perempuan petani penggarap pada lahan PTPN IX Kebun Merbuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akses dan kontrol perempuan petani penggarap pada lahan PTPN IX masih lemah jika dibandingkan dengan laki-laki, meski mereka memainkan banyak peran domestik dan publik. Kondisi ini membuat perempuan masih terpinggirkan dalam produski pertanian serta masih mengalami beban ganda dalam kehidupan mereka. The contribution of women in agriculture is significant, especially in the economy of the family. However, this important contribution is not matched by the equal opportunity and access to the agricultural resources and other public facilities. In this paper, I seek to explore women’s access to and control of tenant farmers on the land PTPN IX Kebun Merbuh. The method used in this study is a qualitative method; data are collected through observation and interviews. The results show that women’s access to and control of tenant farmers on the land PTPN IX is still weak, compared with men, though they play many important domestic and public roles. As a result, these women are still marginalized in agricultural production and are still experiencing double burden in their lives. 
BELENGGU KEMISKINAN BURUH PEREMPUAN PABRIK ROKOK Wijayanti, Dian Maulina
Jurnal Komunitas Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perempuan buruh pada umumnya memiliki tingkat pendidikan rendah, bekerja disektor pekerjaan yang tidak memerlukan pendidikan tinggi, ketrampilan dan keahlian khusus, serta berupah yang rendah. Salah satu pekerjaan yang dilakukan perempuan adalah sebagai buruh pabrik rokok. Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan profil dan latar belakang yang mendorong perempuan bekerja sebagai buruh pabrik rokok Janur Kuning Kudus di desa Piji Kecamatan Dawe. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif analitis. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan bekerja sebagai buruh di pabrik rokok didorong oleh kondisi ekonomi keluarga yang terbelenggu dalam kemiskinan dan latar belakang tingkat pendidikan serta ketrampilan dan keahlian yang rendah. Jenis pekerjaan di pabrik Janur Kuning yang tidak memerlukan pendidikan tinggi, ketrampilan dan keahlian khusus dengan upah yang rendah, yaitu sebagai buruh mbatil, nggiling, dan nyontong. Dengan demikian para perempuan buruh pabrik rokok masih menjadi tenaga kerja yang termarginal. Dengan bekerjanya perempuan atau istri di luar rumah berarti perempuan atau istri mempunyai peran ganda yaitu bekerja di sektor domestik sebagai pengurus rumah tangga dan di sektor publik sebagai buruh pabrik rokok. Peran ganda tersebut akhirnya juga menjadikan mereka harus menyandang beban ganda yang lebih berat dibanding suami mereka.Working women from poor family generally have low education level, work sector jobs that do not require higher education, skills and expertise, as well as low wage. One of such women’s job is as cigarette factory workers. In this study, the author seeks to identify and explain the profiles and backgrounds that encourage women to work as a cigarette factory workers in Janur Kuning Kudus, Piji, Dawe, Kudus District. The research method used is qualitative descriptive method and data are collected with in-depth interviews and observation. Results show that women working as laborers in the tobacco plant is driven by poverty, low education levels and low skills and expertise. Types of work in factories that do not require higher education, skills and expertise include mbatil, nggiling, and nyontong. There are conditions that make the women’s cigarette factory workers marginalized workforce. This outside jobs also indicates that women have a double role: in the domestic sector as a housekeeper and in the public sector as a cigarette factory workers.
PERAN GANDA IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA SEBAGAI TUKANG AMPLAS KERAJINAN UKIR KAYU Sosan, Isna
Jurnal Komunitas Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana ibu rumah tangga yang bekerja sebagai tukang amplas kerajinan ukir kayu menjalankan peranannya dalam rumah tangga dan bagaimana peran mereka dalam industri kerajinan ukir kayu di Desa Keling Kecamatan Keling Kabupaten Jepara.  Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat ibu-ibu tukang amplas mempunyai peran penting sebagai “penyempurna produk” dalam industri kerajinan ukir kayu. Namun disisi lain sebagai ibu rumah tangga, mereka tidak dapat melepaskan tanggung jawab sosial budaya sebagai “pengurus rumah tangga”. Dengan demikian pekerjaan mengurusi rumah, melayani suami dan anak – anak tetap mereka lakukan bersamaan dengan peran mereka sebagai pekerja tukang amplas. Peran ganda yang mereka jalani tersebut membawa dampak secara sosial mereka memiliki prestise lebih dibanding ibu yang tidak bekerja, namun disisi lain peran ganda tersebut menyebabkan para ibu rumah tangga tukang amplas tersebut menjadi terbebani baik dari segi waktu maupun tenaga mereka.The purpose of this study is to analyze the domestic burden of a housewife who worked as a wood carving craft sandpaper and the role they play in handicraft industry. The research is conducted in Keling, Jepara. The research results show that these women have important role  in wood carving handicraft industry as ”product perfector” and in their house hold as ”domestic manager”. As a housewife, they can not leave their domestic responsibilities regarded by society as their main tasks. Consequently, they have double tasks, serving her husband and children  in the house as well as performing their roles as labours. This dual role gives them more prestige than women who do not work, but on the other hand this dual role also give them double burden.
PERGULATAN HIDUP PEREMPUAN PEMECAH BATU Suhartini, Sri
Jurnal Komunitas Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin terbatasnya lahan pertanian dan berkembangnya teknologi pertanian, mengakibatkan penurunan kesempatan kerja perempuan disektor pertanian di daerah pedesaan. Oleh karena itu muncul berbagai alternatif pekerjaan yang ditekuni perempuan di pedesaan. Bidang pekerjaan yang dipilih perempuan desa umumnya sebagai buruh, salah satunya adalah buruh pemecah batu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehidupan sosial dan ekonomi perempuan pemecah batu, mengetahui pembagian waktu perempuan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pemecah batu dan mengetahui relasi antara pekerjaan menjadi pemecah batu dengan pola pengambilan keputusan dalam rumah tangga para perempuan pemecah batu. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dan dilakukan  pada para perempuan pemecah batu di Desa Kebondalem Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipasi terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para perempuan mendapat keuntungan dengan bekerja sebagai pemecah batu dan dengan pekerjaan ini mereka dapat memperluas hubungan sosial dengan masyarakat luas. Akan tetapi kehidupan ekonomi para perempuan pemecah batu tidak mengalami perubahan karena pendapatan yang diperoleh belum mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Alokasi waktu yang dicurahkan perempuan pemecah batu lebih banyak jika dibandingkan oleh para pekerja laki – laki dalam sehari-hari. Dengan demikian perempuan pemecah batu memiliki beban yang lebih berat jika dibandingkan dengan suami.The more limited agricultural land and the development of agricultural technology results in the decrease of female employment in the agricultural sector in rural areas. This condition is characterized by the emergence of alternative jobs for rural women. Such an alternative is stone-breaking labor. The objective of this study is to examine the social and economic life of breaking stones women, the distribution of time of woman as housewives and stone-breakers, and the relation between the work as stone-breaker and the pattern of decision-making in the household of stone-breaker women. The reasearch method  used is descriptive qualitative approach and the research is conducted in the village of Batang Gringsing Kebondalem District. Data collection technique were in-depth interviews and limited participant observation. Research results show that women have been benefited by working as a stone-breaker from which they can expand social relations with wider community. However, the low income job does not change their life because the income has not been able to meet their needs. Reseach also finds that the allocation of time devoted by stone-breaker women is far beyond men’s time . Thus, stone-breaker women have a heavier burden compared to their husbands.
SUNAT PEREMPUAN PADA MASYARAKAT BANJAR DI KOTA BANJARMASIN Nurdiyana, Tutung
Jurnal Komunitas Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan artikel ini adalah untuk mendiskusikan khitan perempuan yang dikenal dengan female genital mutilation (FGM) pada masyarat Banjar dan bagaimana mereka menginterpretasikan khitan perempuan bagi kehidupan sosial mereka. Penelitian menggunakan metode etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masyarakat Banjar khitan perempuan dilakukan dengan memotong atau menggores klitoris. Bagi masyarakat Banjar, khitan perempuan adalah perintah agama yang tabu dibicarakan. Tujuan khitan perempuan menurut mereka adalah untuk menyucikan si jabang bayi dan menjadikannya sebagai muslim. Disamping itu khitan perempuan juga dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan fungsi reproduksi.The purpose of this study is to describe the practice of female genital mutilation (FGM) in Banjarese society and the view of Banjarees society about it and how they interpret the female genital  mutilation for their social life. This research method used is ethnography. This research found that female genital mutilation executed to the infant under one year and the mutilation  method is done by cutting or scratching parts of the clitoris. For Banjarese  society, female genital mutilation is a tradition and religious command, a taboo issue that cannot be discussed and was thought  to have the objectives to clean the infants before entering the area of moslemhood as a moslem and as endeavour to protect the continuity of reproduction function.
DARI DORO KE RAKI: EKONOMI GENDER DAN TRANSFORMASI SOSIAL PERTANIAN ORANG GALELA Murit, -
Jurnal Komunitas Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem pertanian terbentuk di antaranya karena pengaruh ekologis, pandangan tentang manusia dan pandangan manusia tentang alam. Pada taraf tertentu, ketiga faktor ini saling berpengaruh dan pada akhirnya membentuk sistem pertanian sebagai sistem kebudayaan yang khas. Tujuan artikel ini adalah untuk membahas bagaimana sistem pertanian Galela Halmahera Utara dan bagaimana pengaruh transformasi pertanian Galela dari doro ke raki terhadap tingkat kesejahteraan ekonomi rumah tangga petani Galela. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan snowball, analisis data menggunakan penekatan struktural-fungsional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam sistem pertanian orang Galela terdapat distribusi tenaga kerja rumah tangga yakni sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen. Kesejahteraan petani Galela tidak meningkat seiring peningkatan produksi pertanian karena petani meninggalkan usaha tani doro setelah usaha tani raki menjamin pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Kebijakan negara yang cenderung mengabaikan regulasi harga komoditas pertanian dari intervensi pasar juga turut mempengaruhi kesejahteraan petani.Farming culture is formed by three factors: the influence of ecology, the view of man towards man, and human view of nature. To a certain extent, these three factors affect each other and eventually form the agricultural system as a distinctive cultural system. The objective of this article is to discuss a distinctive farm system, in Galela North Halmahera and the influence of agricultural transformation Galela from doro to raki on the level of economic well-being of households in Galela. The research method used is  qualitative approach, data collection is done by observation, in-depth interviews and snowball, data analysis using structural-functional approach. The results show that in the farming system Galela, there is systematic distribution of household labor both as producers and consumers. With transformation from doro to raki,  there is an increase in agricultural production. However, welfare of farmers in Galela do not increase because farmers leave the doro system, after the raki system meets the household needs. State policy that tends to ignore the price regulation of agricultural commodities market intervention also affects the welfare of farmers.
MEMBACA DISKURSUS POST-FEMINISME MELALUI NOVEL “PEREMPUAN DI TITIK NOL” Prasetyo, Kuncoro Bayu
Jurnal Komunitas Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gerakan post-feminisme banyak diperjuangkan melalui berbagai wacana pengetahuan baik media massa, buku ilmiah, maupun karya sastra. Melalui novel yang berjudul “Perempuan di Titik Nol” karya sastrawan, jurnalis sekaligus psikiater berkebangsaan Mesir, Nawal El Saadawi, mengekspresikan pandangannya  tentang keperempuanan kontemporer. Tujuan tulisan ini adalah membedah post-feminisme dalam novel “Perempuan di Titik Nol” untuk mendiskusikan akar gerakan feminisme dunia dan hakikat dasar gerakan post-feminisme yang terbingkai dalam paradigma ideologi postmodernisme, serta menghubungkan secara kontekstual dengan situasi di Indonesia.Post-feminist movement fought through many discourse of knowledge, mass media, books, and letters. Through the novel, entitled ”Women at Point Zero”, writer, journalist and Egyptian psychiatrist, Nawal El Saadawi, expresses her points of view about contemporary womanhoond. The objective of this paper is to discuss post-feminism as represented in Women at Zero Point novel to shed light on post-feminist movement framed in ideological paradigm of postmodernism, and from there, make a contextual link with situation in Indonesia.
ANALISIS LABELLING PEREMPUAN DENGAN TEORI FEMINISME PSIKOANALISIS: STUDI KASUS MAJALAH REMAJA OLGA! Muashomah, -
Jurnal Komunitas Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Labelling perempuan dalam majalah remaja merupakan salah satu tindakan media yang merugikan perempuan. Dalam tulisan ini, penulis mengkaji label-label perempuan, bentuk labelling, analisis teori feminisme psikoanalisis terhadap labelling untuk perempuan dalam majalah remaja. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode semiotik dan penelitian dilakukan terhadap majalah Olga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek pelabelan terhadap perempuan yang dilakukan oleh majalah remaja ditujukan untuk remaja perempuan dilakukan dengan empat kode yaitu tubuh seksi dan wajah cantik, pentingnya penampilan bagi perempuan, kondisi psikologis perempuan yang labil, dan peran domestik perempuan. Label-label ini dapat membentuk persepsi masyarakat tentang perempuan dan mengandung konsekuensi pengharapan kepada perempuan. Penelitian ini menguatkan lagi tesis bahwa perempuan sering menjadi objek pelabelan. Label-label ini berasal dari kehidupan sosial perempuan dan diinternalisasi oleh perempuan.Labelling in woman in teenagers magazine is one of the mass media strategy that can harm woman. Even though women normally do not recognize it. The purpose of this research is to describe the labelling practices in media analysed with the psychoanalysis feminism theory. The research method used is semiotics and the research is conducted on Olga! maganize. Result from the research shows that  the labelling targets teenagers through four labelling codes: sexy body and beautiful face; the importance physical performance for women; unconsistent psycological condition; and domestic role of women. This label constructs society perception on  woman. The study strengthen a thesis that woman tends to be a labelling object. These labels are developped from women’s social life and are internalized by women
KEBERADAAN DAN KENDALA PEMBELAJARAN ANTROPOLOGI DI SMA Rochana, Totok
Jurnal Komunitas Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mata pelajaran Antropologi di SMA tergabung dalam kelompok IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Meskipun telah menjadi salah satu bagian mata pelajaran di SMA,  keberadaan mata pelajaran Antropologi tidak pernah berdiri menjadi mata pelajaran sendiri, melainkan menjadi bagian mata pelajaran Sejarah dan Sosiologi. Tujuan artikel ini adalah untuk membahas bagaimanakah keberadaan mata pelajaran antropologi di SMA setelah merger ini dan bagaimana kendala-kendala pembelajaran antropologi di SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tahun terakhir yang sibuk dengan penyempurnaan kurikulum, mata pelajaran Antropologi justru semakin termarjinalisasi. Antropologi hanya menjadi sub-bahasan  saja dalam mata pelajaran lain. Antropologi juga semakin dianggap kurang penting, padahal antropologi sangat penting dalam konteks masyarakat multikultural seperti Indonesia. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kendala-kendala dalam proses pembelajaran di antaranya kendala struktural, kultural, dan keterbatasan sumber daya manusia.Anthropology in high school subjects is incorporated in IPS batch (Social Sciences). Although it has become one of the subjects at the high school, Anthropology is a not an independent subject.  It isonly part of History and Sociology subjects. The objective of this article is to study the existence of anthropological subjects in high school. The research method used is  qualitative approach, data collection was done by observation, interview and documentation. The results show that over the years of curriculum improvement, anthropology subjects are becoming more and more marginalised.  Anthropology is only a sub topics of other school subjects. Many regards anthropology no longer important though in fact anthropology is an important subject in a multicultural society like Indonesia. This maginalization of anthropology subject leads to other constraints in the learning process, which include structural, cultural, and human resource constraints.

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Vol 15, No 1 (2023): March Vol 14, No 2 (2022): September 2022 Vol 14, No 1 (2022): March 2022 Vol 14, No 2 (2022): September Vol 13, No 2 (2021): September 2021 Vol 13, No 1 (2021): March 2021 Vol 12, No 2 (2020): September 2020 Vol 12, No 1 (2020): March 2020 Vol 12, No 2 (2020): September Vol 12, No 1 (2020): March Vol 11, No 2 (2019): September 2019 Vol 11, No 1 (2019): Komunitas, March 2019 Vol 11, No 1 (2019): March 2019 Vol 11, No 2 (2019): September Vol 10, No 2 (2018): Komunitas, September 2018 Vol 10, No 2 (2018): September 2018 Vol 10, No 1 (2018): March 2018 Vol 10, No 1 (2018): Komunitas, March 2018 Vol 10, No 1 (2018): Komunitas, March Vol 9, No 2 (2017): September 2017 Vol 9, No 2 (2017): Komunitas, September 2017 Vol 9, No 1 (2017): Komunitas, March 2017 Vol 9, No 1 (2017): Komunitas, March 2017 Vol 9, No 1 (2017): March 2017 Vol 8, No 2 (2016): Komunitas, September 2016 Vol 8, No 2 (2016): September 2016 Vol 8, No 2 (2016): Komunitas, September 2016 Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016 Vol 8, No 1 (2016): March 2016 Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016 Vol 7, No 2 (2015): Komunitas, September 2015 Vol 7, No 2 (2015): Komunitas, September 2015 Vol 7, No 2 (2015): September 2015 Vol 7, No 1 (2015): Komunitas, March 2015 Vol 7, No 1 (2015): March 2015 Vol 7, No 1 (2015): Komunitas, March 2015 Vol 6, No 2 (2014): Komunitas, September 2014 Vol 6, No 2 (2014): September 2014 Vol 6, No 2 (2014): Komunitas, September 2014 Vol 6, No 1 (2014): March 2014 Vol 6, No 1 (2014): Lokalitas, Relasi Kuasa dan Transformasi Sosial Vol 6, No 1 (2014): Lokalitas, Relasi Kuasa dan Transformasi Sosial Vol 5, No 2 (2013): September 2013 Vol 5, No 1 (2013): March 2013 Vol 5, No 2 (2013): Tema Edisi: Model-Model Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Karakter Bangsa Vol 5, No 2 (2013): Tema Edisi: Model-Model Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Karakter Bangsa Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial Vol 4, No 2 (2012): September 2012 Vol 4, No 1 (2012): March 2012 Vol 4, No 2 (2012): Tema Edisi: Kelompok-Kelompok Sosial Anak Tiri Modernitas Vol 4, No 2 (2012): Tema Edisi: Kelompok-Kelompok Sosial Anak Tiri Modernitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering Vol 3, No 2 (2011): September 2011 Vol 3, No 1 (2011): March 2011 Vol 3, No 2 (2011): Tema Edisi: Pendidikan Karakter Perspektif Sosial Budaya Vol 3, No 2 (2011): Tema Edisi: Pendidikan Karakter Perspektif Sosial Budaya Vol 3, No 1 (2011): Tema Edisi: Tempat sebagai Aspek Kebudayaan Vol 3, No 1 (2011): Tema Edisi: Tempat sebagai Aspek Kebudayaan Vol 2, No 2 (2010): September 2010 Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal More Issue